DAKWAH NATIO-EDUCATION
DAKWAH NATIO-EDUCATION PADA MASYARAKAT EKS
TAHANAN POLITIK DI KAMPUNG NANGA-NANGA KOTA KENDARI SULAWESI TENGGARA
(Sebuah tawaran dalam membangun optimisme berbangsa
dan keadilan pendidikan)
Oleh: Syahrul
ABSTRAK
Kemajemukan
bangsa Indonesia tidak hanya pada aspek-aspek yang selama ini populer di
masyarakat seperti budaya, suku, bahasa, agama ataupun ras. Lebih dari itu,
kemajemukan nampak pula pada kondisi sosial yang mengalami pelapisan
“atas-menengah-bawah”, terdidik-kurang terdidik, bahkan pelabelan berdasarkan
latar belakang afiliasi politik seperti “kiri-tengah-kanan”. Fakta-fakta sosial
tersebut menyebabkan terjadinya perbedaan perlakuan bagi masing-masing
komunitas yang mengalami polarisasi tersebut baik secara struktural, kultural
maupun politik.
Mengambil
setting pada masyarakat eks tahanan politik di Kampung Nanga-Nanga Kota Kendari
Propinsi Sulawesi Tenggara, tulisan ini merupakan upaya melukiskan kondisi
suatu komunitas yang mengalami ketidakadilan secara sosial akibat pilihan
mereka di masa lalu. Fakta lain yang menjadi sorotan adalah rendahnya
partisipasi mereka terhadap pendidikan. Sehingga tulisan ini juga merupakan
ikhtiar memberikan tawaran solutif atas permasalahan tersebut.
Masyarakat
eks tahanan politik Kampung Nanga-Nanga Kota Kendari Propinsi Sulawesi Tenggara
adalah komunitas yang diasingkan dari hiruk-pikuk penyelenggaraan negara akibat
peristiwa 30 September 1965. Meskipun reformasi pada mei 1998 memberi harapan
rehabilitasi, tetapi kondisi traumatik
yang demikian kuat tidak memberi perubahan berarti dalam kehidupan
sosial masyarakat kampung Nanga-Nanga. Proses isolasi masyarakat eks tahanan
politik yang telah berlangsung cukup lama di tempat itu menciptakan stigma
bahwa kampung Nanga-Nanga dan masyarakatnya merupakan lapisan asing dalam
struktur masyarakat di Kota Kendari.
Akibat
dari pengasingan itu masyarakat kampung Nanga-Nanga menunjukkan beberapa
perilaku seperti: pesimisme dalam berbangsa dan bernegara, apriori terhadap
lembaga pendidikan, sensitif terhadap agama, dan tertutup dalam pergaulan
sosial.
Kondisi
masyarakat eks tahanan politik di kampung Nanga-Nanga yang mayoritas beragama
Islam menghadirkan tawaran tentang perlunya pendekatan agama dalam konteks
membangun kesadaran berbangsa dan menumbuhkan semangat untuk bersekolah.
Pendekatan strategis tersebut diharapkan menjadi gerakan dakwah kebangsaan dan
perbaikan layanan pendidikan. Akibatnya strategi dakwah ini menuntut
keterlibatan seluruh elemen masyarakat baik pemerintah, tokoh agama, tokoh
masyarakat, pemuda, mahasiswa dan lembaga pendidikan.
Dear Kawan2 MPI-A/2015,
BalasHapusDitunggu ulasannya...
terkait uraian diatas tentang kurangnya kesadaran masyarakan Nanga-nanga akan pendidikan, menurut saya upaya yang harus dilakukan adalah memberikan sosialisasi dan pemahaman kepada masyarakat Nanga-nanga betapa pentingnya bersosialisasi dan belajar, bahkan diatas disebutkan bahwa masyarakat di sana sangat sensitif terhadap agama maka untuk memberi pemahaman kepada masyarakat terkait dengan kurangnya kesadaran dalam belajar maka, harus di beri pemahaman bahwa menuntut ilmu adalah wajib bagi setiap muslim
BalasHapusPersoalannya masyarakat eks napi di sana tidak hanya beragama Islam, tetapi juga menganut Kristen. Konsep apa yang dapat ditawarkan atas kondisi demikian?
HapusDr abstrak di atas sy dapat mengulas bahwa di kampung nanga2 ini masi terdapat adanya ketidak adilan terhadap pendidikan di kampung ini sebagaimana yg ketahui bahwa dalam pancasila sila kelima yg berbunyi tentang ke adilan bagi seluruh rakyat indonesia. Namun kenyataannya di kampung ini tdk seperti itu..dan dr abstrak di atas sy belum mendapatkan gambaran bagaimana dakwa natio education itu.
BalasHapusMengacu pada abstrak diatas mengenai kurangnya kesadaran masyarakat mengenai pendidikan, maka perlu adanya kegiatan atau sosialisasi sehingga memberikan pemahaman kepada merek bahwasanya pendidikan merupakan unsur terpenting dalam menjalani kehidupan yang layak, artinya bahwa pendidikan sangat dibutuhkan dalam mencapai kesehahteraan dalam hidup, kemudian mengenai beragamnya agama yang terdapat di desa Nanga-Nanga tersebut, sekiranya semua pemeluk agama ketika telah mendapatkan pemahaman mengenai pentingnya pendidikan maka pastinya mereka akan berupaya dalam mendapatkan pendidikan yang layak.
BalasHapusDari uraian Abstrak di atas, ketidak pemerataan pendidikan yang terjadi di kampung nanga-nanga karena kesadaran masyarakat yang sangat rendah akan pentingnya pendidikan dan pemerintah daerah juga tidak memberi perhatian lebih tethadap penduduk atau masyarakat di kampung nanga-nanga. peran pemerintah setempat sangat dibutuhkan dalam hal ini, karena merekalah yang bertanggung jawab mengarahkan masyarakatx. beri pemahaman bagi semua masyarakat tanpa melihat SARA.
BalasHapusDari uraian di atas, pada dasarnya adalah pemahaman mengenai pendidikan keagamaan dalam hal ini sosialisasi bagaimana pentingnya pendidikan bagi manusia, dengan tidak memojokkan agama lain. Artinya sosialisasi yang dilakukan dapat menumbuhkan motivasi terhadap pentingnya berpendidikan.
BalasHapusKira-kira ada tawaran konkrit tentang sosialisasi?
Hapusmaaf sblumnya saya mmbalas pertanyaan dr bapak menurut saya tawaran kongkit yg tepat tentang sosialisasi dimasyarakat tersebut adalah dengan diadakan sosialisasi sosial dan budaya,dmn ketika kita mengadakan sosialisasi sosial daan budaya masyarakat tersebut akan terbantu dalam perkembangan pendidikan,karena sosialisasi sosial dan budaya ini dapat membuat masyarakat tersebut bisa memahami orang lain dari sisi kultural sehingga akan mengurangi konflik ditingkat masyarakat
Hapusterima kasi
Mari kita buat forum ini layaknya suasana diskusi, sehingga ulasan kawan-kawan dapat ditanggapi yang lain...
BalasHapusMenurut hemat saya, solusi yang dapat saya tawarkan bahwa untuk memberikan pemahaman terhadap kelompok tersebut, kita dapat menggunakan pendekkatan dalam perspektif budaya. maksudnya bahwa, dalam memberikan pemahaman, kita harus dapat berafiliasi secara langsung dalam kehidupan sosial. sebab jika kita memberikan pencerahan secara langsung, kemungkinan besar komunitas tersebut akan bersikap apatis. hal ini dikarenakan trauma yang telah dialaminya.
BalasHapusKetika kita suda mulai diterima di dalam komunitas tersebut, maka di situ kita dapat menanamkan nilai-nilai sosial yang seharusnya dianut oleh setiap masyarakat dalam konteks berbangsa dan bernegara.
Mindset buruk yg melekat dan membudaya di teteng masyarakat yg berada disa naga naga membutuhkan perhatian dari seluruh elemen.untuk itu dibutukan pembinaan dan pengarahan kepa masyarakat desa nanga-nanga guna mengilangkan mindset buruk tersebut.
BalasHapusDi lihat dari abstrak diatas yaitu dari kurangnya kesadaran diri yang dimiliki oleh masyarakat Nanga-Nanga dan kurangnya kesatuan dan persatauan antara sesama agama. Serta kurangnya soladoritas yang dimiliki untuk menjunjung tinggi betapa pentingnya pendidikan untuk memajukan bangsa dan negara.
BalasHapusDi lihat dari abstrak diatas yaitu dari kurangnya kesadaran diri yang dimiliki oleh masyarakat Nanga-Nanga dan kurangnya kesatuan dan persatauan antara sesama agama. Serta kurangnya soladoritas yang dimiliki untuk menjunjung tinggi betapa pentingnya pendidikan untuk memajukan bangsa dan negara.
BalasHapusDari Abstrak diatas menunjukkan bahwa Masyarakat Nanga2 kesadaran akan pendidikan sangat kurang, disebabkan karean kondisi traumatik yg demikan kuat paa peristiwa 30 september. maka solusi yg dapat sy tawarkn mengenai kejadian ini adalah dengan mengadakan sosialisasi. sya rasa ini adalah tugas kita bersama, kt ketahui bersama bahwa d kampus kita d IAIN kendari banyak lembaga organisasi yg bisa membantu masyarakat di Nanga2, misalnya dengan mengadakan kegiatan keagamaan dgn masyarakat d Nanga2 dan lain sebagainya.
BalasHapusKomentar ini telah dihapus oleh pengarang.
BalasHapusDari abstrak diatas sy spendapat dengan ulasan tersebut yg berkaitan untuk memberikan tawaran yg solutif atas permasalhan itu, tetapi untuk konsep yg bisa sy tawrakn mungkin melalui pemerintah yg seharusnya dapat turun langsung untuk memantau dan memajukan lokasi tersebut apa lagi lokasi tersebut sdah di kenal oleh khalayak umum.maka itu,pantaslah jika strategi yg diterapkan berupa strategi dakwah yg menuntut keterlibatan seluruh elemen masyarakat baik pemerintah, tokoh agama, tokoh masyarakat, pemuda, mahasiswa dan lembaga pendidikan.
BalasHapusAssalamu'alaikum. Wr. Wb.
BalasHapusHasil dari telaah abstrak saya diatas adalah memang peran semua elemen sangat diperlukan untuk kampung nanga-nanga kota kendari.
Melihat dari trauma yang dialami oleh warga kampung nanga-nanga diatas kita patut memberi kontribusi untuk memperbaiki stigma yang telah ada sebelumnya di kampung tersebut.
Salah satu konsep yang harus kita berikan dengan kondisi latar belakang warga yang begitu beragam adalah dengan mulai menerima mereka sebagai bahagian dari masyarakat kota kendari dan peran pemerintah juga perlu untuk mulai memperbaiki link kepada warga kampung nanga-nanga mungkin dengan pemerataan bantuan dll.
Terima kasih !
Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.
BalasHapusKomentar ini telah dihapus oleh pengarang.
BalasHapusKomentar ini telah dihapus oleh pengarang.
BalasHapusMengenai ulasan diatas Sebagai masyarakat yang ingin memajukan rakyatnya seharus kita tanamkan bahwa pendidikan di masyarkat harus di kembangkan dan kita sebagai manusia yang sudah paham tentang pentingnya pendidikan ,kita sebagai penerus bangsa kita akan selalu mengajak merekan untuk belajar agama sesuai ulasan di atas sangat bagus untuk di terapkan untuk memajukan masyarakat yang kurang paham tentang agama agar jangan saling mencelah walau pun berbeda pendapat.
BalasHapusmelihat daripada apa yang dirasakan saudara-saudara kami, tentunya tidak hanya daripada kampungtersebut, tak terkecuali untuk fokus membahas abstrak ini. bukan mahasiswa sebagai agentofchanges, semua elemen masyarakat borjuis maupun paling rendah sekalipun melakukan kerjasama, menyadadarkan diri, untuk saling membantu tolong menolong, menjadi tauladan dengan cara: saya sebagai mahasiswi mengajak teman-teman terlebih dahulu, para senior, dan tak terkecuali yg berlatarbelakang agama yang berbeda, para volunteer, lalu kemudian masuk pada pemerintah. lalu kemudian bagaimana kita membentuk forum strategi mulai dari mana pemberian pemahaman baik dari sisi agama, politik, berbangsa, bersuku-suku, itulah bagian dari dakwah nasio education
BalasHapusSosialisasi merupakan langkah atau pilihan yang tepat untuk memberikan pemahaman mengenai pentingnya pendidikan terutama bagi warga yang belum memahami tentang pentingnya pendidikan.tentunya semua masyarakat membutuhkan pendidikan untuk kesejahteraan.
BalasHapusnah saya sendiri sependapat dengan saudari, tapi realita yang terjadi ketika kita atau lembaga/pemrintah melakukan sosialisasi, kadang kala tidak efektif, nah langkah apa atau cara tidaklajut vdari sosialisasi tersebut bisa berhasil?
HapusDengan keadaan tersebut... masyarakat nanga-nanga yang kurang akan pendididikan yang menyebabkan masyarakat tersebut tertekan, terkekang dengan keadaan. Jadi sangat penting memeberikan sosialisasi akan pentingnya pendidikan dan keagamaan sehingga masyarakat sekitar tersebut mamapu bertoleransi... dab bisa move on dari dilema 30 september 1965.
BalasHapusKalau menurut Saya tentang ulasan abstrak diatas,ini seperti kita masih hidup dijaman kuno, yang pada saat itu pemisahan sperti itu masih sangat kental. Karena saat ini manusia sudah hidup dijaman globalisasi mestinya pemisahan atau membeda bedakan seperti itu sudah tidak ada, apa lagi hanya dengan alasan masa lalu, itu sesungguhnya hanya akan menimbulkan perpecahan bangsa.
BalasHapusuntuk permalasalahan di atas yang telah di kemukakan menurut saya solusi yang di tawarkan untuk mengatasi permasalahan tersebut sudah sangat tepat dengan implementasi dakwah nation education maka akan perlahan-lahan memberikan pencerahan tentang pentingnya pendidikan, agama, lingkungan social dalam kehidupan berbangsa dan bernegara, adapun dengan masyarakat non muslim menurut saya itu merupakan tantangan dalam mensosialisasikan dakwah nation education dan tentu saja kita sebagai mahasiswa IAIN harus turut berpatisipasi dalam solusi yang telah di tawarkan oleh peneliti.
BalasHapussolusi yang tepat dalam hal ini yaitu dengan turun mensosialisasikan tentang pendidikan agar masayrakat paham akan pendidikan karna pendidikanlah yang diperlukan masyarakat agar kehidupan msarakat kedepannya bisa lebihbaik dan sejahtra
BalasHapusterkait solusi yang tepat dengan ulasan yang diatas, saya pikir semua elemen harus bertanggung jawab dalam hal ini pemerintah, lembaga pendidikan dan LSM. ketika 3 elemen bersinergi untuk melakukan tindak nyata seperti kegaiatn sosialisasi secara massal dan dor to dor. maka apa yang selama ini belum tersentuh di desa nanga-nanga khususnya di bidang pendidikan keagamaan dan dilakukan secara kontinue. jadi bukan hanya sekali kita melakukan sosaialisasi tapi sebisa mungli kita berbaur di tengah tengah masyarakat desa tersebut sambil melakukan sosialisasi.
BalasHapusPenelitian yang merupakan upaya melukiskan akibat pilihan masa lalu yang dimana kondisi suatu komunitas yang mengalami ketidakadilan secara sosial. Efek nya juga sampai pada kondisi yang miris yaitu kondisi traumatik yang berlebihan dan kuat sehingga tidak sanggup dimasuki oleh perubahan nyata yang terlihat dari dunia sekelilingnya.
BalasHapusPendekatan yang saya tawarkan dalam komentar ini adalah pendekatan emosional. Karena jika hanya sosialisasi yang tidak bersifat rutin tidak bisa mematahkan budaya dan traumatik mereka.
Pemerintah, khususnya tokoh agama seharusnya lebih memberikan perhatian khusus terhadap masyarakat eks tahanan politik di kampung Nanga-Nanga. Karena bagaimanapun mereka adalah lapisan masyarakat kota Kendari
perhatian khusus bagaimana yang saudari maksud, sebab pemerintah sudah berup walaupun belum maksimal dalam melakukan penyetaraan dalam semua aspek kehidupan.
Hapustindakan nyata lainya adalah bagaiman pemerintah bekerjasama dengan lembaga perguruan tinggi untuk membuat program-progam yang sifatnya edukasi seperti kampung percontohan, kampung kb, KKN trmtik, KKN DAN PROGRAM LAINNYA. sehingga lebih menyentuh langsung ke warga tersebut.
BalasHapusbismillah.nanga-nanga memang betul kampung yg terisolir, karena kurangnya perhatian dan sentuhan langsung dari pemerintah, pembangunan pendidikan hanya ditujukan pada masyrakat kota saja sehingga bnyak anak-anak yg kurang mengetahui arti sebuah ilmu yang berguna. dan pemerintah juga tidak memperhatikan banyaknya pengangguran di daerah tersebut. sehinga melahirkan pemuda-pemuda yg berjiwa premanisme, solusinya yaitu pemerintah kota kendari melakukan pendekatan-pendekatan kepada masyarakat setempat sekaligus sosialisasi mengenai pembangunan-pembangunan yg akan dilakukan oleh pemerintah agar masyarakat tahu bahwa pembangunan itu benar-benar real dan yg palng utama pemerintah memfokuskan penegmbangan pendidikan tanpa mengenal perbedaan suku,agama dan ras di daerah tersebut.
BalasHapusKemajuan sebuah bangsa terletak pada kualitas pendidikanx. Apabila proses pendidikannya rusak, maka rusaklah bangsa itu karena kemajuan sebuah bangsa terlatak pada bagaimana kemajuan pendisikan para pemuda/i nya. Berdasarkan abstrak d atas, nampak jelas bahwa beberapa masalah yang cukup signifikan di kampung nanga-nanga adalah rendahnya partisipasi masyarakat terhadap pendidikan. Solusi yang bisa saya tawarkan adalah melakukan sosialisasi/dakwah tentang pentingnya pendidikan nasionalis dalam lingkup keagamaan.
BalasHapusMuhammad Rohim
BalasHapusDakwah melalui lembaga pendidikan
1. Dakwah pendidikan informal
Dakwah pendidikan informal (dakwah pendidikan keluarga) ialah kegiatan pendidikan yang ada dalam keluarga. Lingkungan keluarga merupakan lingkungan pendidikan pertama yang ditemui karena dalam keluarga inilah seorang anak pertama kali mendapatkan didikan dan bimbingan didalam keluarga. Pendidikan keluarga juga dikatakan sebagai lingkungan yang utama karena sebagai besar kehidupan anak berada dalam lingkungan keluarga.
2.Dakwah pendidikan nonformal
(Dakwah pendidikan di masyarakat) diselenggarakan untuk kepentingan warga masyarakat yang memerlukan layanan pendidikan, pendidikan nonformal berfungsi sebagai penambah lembaga pendidikan, atau menjadi pelengkap pendidikan formal dalam rangka mendukung pendidikan sepanjang hayat. Satuan pendidikannya terdiri atas lembaga kurusus, kelompok belajar, lembaga pelatihan, pusat kegiatan belajar, majelis taklim, serta satuan pendidikan yang sejenis.
Kesimpulan : Pendidikan dan dakwah memiliki hubungan fungsional yang amat erat, karena keduanya memiliki sasaran yang sama, yaitu manusia. Pendidikan dapat menolong umat manusia dari berbagai keterbelakangan. Sedangkan dakwah agama akan memberikan pandangan tentang dasar-dasar hidup yang baik, nilai-nilai luhur serta tujuan hidup manusia yakni beribadah. Pendidikan dan dakwah harus mengharmoniskan dan menyeimbangkan kehidupan manusia agar memiliki keseimbangan antara kehidupan beragama dan kehidupan keduniaan.
Trims
Ulasan tersebut di atas adanya ketidak adilan atau hisa dibkata doskriminasasi, karena pemerintah belum bisa menampakkan di setiap tahjn alumni bisa memiliki dya jual besar pada masayrakat.
BalasHapusDan lasan tersebut di atas jga sebenarnya ada aspek trauma terhadap orang tua, karena kebanakan alumni2 kita masi banyak pengangguran akibatnya seresahkan generasi selanjudnya, ijikan merugikan bagi teman-teman yg belum bisa melanjudkan pendidikannya. sangat ironis jika kita melihat perkembangan yg tdk maju-maju.
Dan jika kita kaitkan dgn keagamaan sangat berkaitan karena sasarannya sdh jelas, dan kemudian funhsional dagwah menyeimbangkan antata hidup di dunia dan hidup diakhirat.
BalasHapus